Perilaku organisasi
Perilaku
Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi
serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun
organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah
akademik khusus yang mempelajari organisasi,
dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi,
sosiologi,
ilmu politik,
antropologi
dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikologi industri.
Ilmu-ilmu yang memberikan kontribusi pada ilmu perilaku keorganisasian
antara lain :
a.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Psikologi dapat
diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
b.
Sosiologi berasal dari bahasa
Latin yaitu Socius yang berarti
kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Walaupun banyak definisi tentang sosiologi
namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
c.
Antropologi adalah salah satu
cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya
masyarakat suatu etnis
tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat
ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di
Eropa.
d.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran Kata
"Ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara
garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau
"manajemen rumah tangga."
e.
Ilmu sejarah adalah ilmu yang
digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia. Pengetahuan
sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta
pengetahuan akan cara berpikir secara historis.
f.
Ilmu politik adalah cabang ilmu sosial
yang membahas teori dan praktik politik serta deskripsi dan analisa sistem
politik dan perilaku politik. Ilmu ini berorientasi akademis, teori,
dan riset.
2.
Tujuan Mempelajari Perilaku Organisasi
a)
Memahami perilaku yang terjadi dalam organisasi baik itu perilaku individu
maupun perilaku kelompok.
b)
Setelah memahami perilaku dalam sebuah organisasi, kita bisa meramalkan hal-hal
apa saja yang bisa terjadi di masa yang akan datang, seperti konflik.
c)
Dapat mengendalikan perilaku-perilaku yang terjadi dalam organisasi. Contohnya,
jika terjadi masalah dalam organisasi, kita mampu memberikan solusi terbaik
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
3.
Masalah dalam Organisasi
Masalah yang sering terjadi dalam
sebuah organisasi khususnya dalam hal Kepemimpinan, Pengambilan keputusan,
Komunikasi dan Konflik yaitu pekerjaan yang di kerjakan oleh orang yang bukan
dibidangnya, keragu-raguan dalam pengambilan keputusan, Apresiasi yang tidak
tertampung, saling ketergantungan perkerjaan, adanya ketidak puasan dan
perasaan tidak adil akibat kepemimpinan yang kurang baik.
Kurangnya komunikasi menyebabkan
kesalah pahaman dalam penugasan dan menyebabkan konflik. Selain itu, masih
adanya pandangan tradisional dalam menghadapi konflik.
Hal-hal tersebut
dapat menyebabkan sebuah organisasi atau perusahaan menjadi susah untuk maju
bahkan bisa mengalami kemunduran.
4. Teori
Abraham Maslow dan Kaitannya dengan Motivasi karyawan
· Kebutuhan yang
bersifat fisiologis (lahiriyah).
Manifestasi kebutuhan ini terlihat
dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan
gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti
rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi
efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.
· Kebutuhan keamanan
dan keselamatan kerja (Safety Needs).
Kebutuhan ini mengarah kepada rasa
keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya,
wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan
antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas
kedudukan dan wewenangnya.
· Kebutuhan sosial
(Social Needs).
Kebutuhan akan kasih sayang dan
bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan
diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan
tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi.
· Kebutuhan akan
prestasi (Esteem Needs).
Kebutuhan akan kedudukan dan promosi
dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya seseorang
serta prestise yang ditampilkannya.
· Kebutuhan
mempertinggi kapisitas kerja (Self actualization).
Setiap orang ingin mengembangkan
kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan
segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai
untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat
ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita
diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi
yang lebih tinggi.
Teori Maslow tentang motivasi secara
mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang
bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya
dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang
berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek
yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus
selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi.
5.
Tujuh Karakteristik Budaya perusahaan
a.
Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Karyawan diharapkan mampu berinovasi melalui ide-ide
kreatif serta mau mengambil resiko dari Inovasi yang dibuatnya.
Contohnya : karyawan bagian Produksi,
dituntut untuk menciptakan produk baru dan berani mengambil resiko jika
produknya kurang diminati di masyarakat.
b.
Perhatian pada hal-hal rinci. Karyawan harus memperhatikan pekerjaannya secara
keseluruhan. Dari yang terbesar sampai yang terkecil.
Contohnya : memperhatikan produk yang
akan di pasarkan, jangan sampai ada produk yang rusak.
c.
Orientasi hasil. Disini Manajemen di tuntut untuk memberikan hasil yang
maksimal.
Contohnya : Perusahaan elektronik
menargetkan Hasil/produk 1000 unit dalam sebulan, sehingga perusahaan berusaha
memenuhi target tersebut sehingga kurang memperhatikan proses dalam
pengerjaannya.
d.
Orientasi Orang. Hasil-hasil keputusan manajemen diharapkan mampu memberikan
efek positif bagi orang – orang yang berada dalam organisasi.
Contohnya : memenuhi kebutuhan yang
bersifat fisiologis seperti kenaikan gaji, fasilitas serta keamanan dan
keselamatan kerja.
e.
Orientasi Tim. Setiap karyawan di harapkan mampu untuk bekerja secara
berkelompok/tim. Tidak melakukan tugas secara sendiri-sendiri. Karena Setiap
pekerjaan yang dikerjakan sendiri akan sulit mencapai hasil (sempit).
Sebaliknya apabila dikerjakan bersama-sama akan menjadi mudah (lapang).
Contohnya : Merakit sebuah mobil,
apabila di kerjakan secara individu hanya menghasilkan 1 buah mobil perbulan.
Namun, apabila di kerja bersama/Tim sebanyak 3 orang akan menghasilkan 4 buah
mobil perbulan.
f.
Keagresifan. Karyawan di tuntut untuk bekerja keras dibidangnya masing-masing
sehingga tercapainya suatu tujuan secara optimal.
Contohnya : Mengurangi istirahat yang
berlebihan saat sedang bekerja / bersantai-santai.
g.
Kestabilan. Berusaha mempertahankan atau tidak merubah kegiatan utama
organisasi sehingga dapat mengukur pertumbuhan